Amal Siyasi Islami

Oleh: Syeikh Muhammad Abdullah Al-Khathib; Anggota Maktab Irsyad Ikhwanul Muslimin
Amal Siyasi Islami mempunyai dua titik tolak mendasar:
Pertama: Amal Siyasi Islami adalah amal sepanjang hayat, sebab, medan amal siyasi adalah keseluruhan amal kehidupan dan keduniaan semata, baik sosial, ekonomi, politik dan lainnya. Dan ia tidak mempunyai hubungan dengan urusan-urusan agama murni, semisal ibadah, ritual dan aqidah, di mana medannya adalah amal dakwah dan bukan amal siyasi. Jadi, amal siyasi adalah amal madani, hanya saja, hukum-hukumnya dan berbagai pengorganisasiannya, sumbernya adalah syariat Islam; tercakup di dalam pengertian syariat Islam ini adalah keseluruhan nash-nash ilahiyah dan seluruh ijtihad-ijtihad aqli dan ilmi dari manusia

Kedua: Amal Siyasi Islami adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari amal Islami secara umum. Hal ini tercakup oleh Islam yang syumul dan kenyataan bahwa Islam adalah manhaj kehidupan yang lengkap. Dan hal ini merupakan aqidah seorang muslim, di mana keimanannya tidak sah, dan agamanya tidak sempurna kecuali dengan aqidah ini.

Berdasar kepada tabiat “double gardan” seperti ini, dapat dikatakan bahwa amal siyasi Islami tidak lain adalah amal siyasi madani yang:

• Di-shibghah dengan shibghah Islamiyah dan

• Iltizam (komitmen) dengan nilai dan prinsip-prinsip Islam.

Oleh karena dasar inilah, maka:

1- Kesuksesan amal siyasi Islami mengharuskan untuk mengikuti:

a. Manhaj Islam

b. Pokok-pokok dan dasar-dasar ilmu-ilmu politik kontemporer

c. Prinsip-prinsip amal siyasi pada umumnya, sebagaimana telah dijelaskan di depan

2- Komitmen yang sempurna dengan nilai, prinsip dan akhlak Islam yang mulia serta:

a. Syar’i dalam hal tujuan dan sarana

b. Haram mempergunakan sarana-sarana politik yang menyimpang, seperti: menipu, manuver dan konspirasi, menghalalkan cara-cara menyesatkan dan kemunafikan, tidak kredibel, prinsip “tujuan menghalalkan cara”.

c. Kemahiran dalam mengungkap dan membongkar cara-cara yang amoral.

Dasarnya adalah ucapan Umar: “Saya bukan penipu, akan tetapi tidak bisa ditipu”.

3- Kemestian memperhatikan hukum-hukum syar’i dan bertitik tolak dari mafahim Islamiyah yang benar dalam khithab siyasi, sikap dan berbagai tindakan politik seluruhnya, serta memperhatikan dengan sungguh-sungguh data-data faktual dan berbagai situasi lokal, regional dan internasional.

Allah Berfirman:

الم. غُلِبَتِ الرُّومُ . فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ . فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ . بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

“Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan. di negeri yang terdekat, dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang. dalam beberapa tahun (lagi), bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang), dan pada hari (kemenangan Romawi itu) bergembiralah orang-orang yang beriman. karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki, Dia Mahaperkasa, Mahapenyayang”. (Ar-Rum:1 – 5).

4- Memperhatikan kaidah-kaidah siyasah syar’iyyah, mengenal dan memahami realita (fiqih waqi’), situasi kontemporer, kemahiran mengaitkan antara nash dan penerapannya dalam realita praktis, muwazanah antara kaidah-kaidah Islam dan berbagai perkembangan baru yang menuntut adanya murunatul harakah (kelenturan gerak), serta tathawwur mustamir (pengembangan kontinyu) dalam sikap juz-i dan marhali serta dalam sarana perealisasian tujuan-tujuan strategis

5- Bertolak dari syumuliyatul Islam dan bahwasanya Islam mengatur segala urusan kehidupan, amal siyasi Islami harus menangani berbagai isu dan problema besar yang sedang dihadapi oleh tanah air kita, serta memandang semua itu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari amal Islami,

khususnya masalah:

a. Reformasi politik,

b. Penghapusan segala bentuk corruption, baik di bidang keuangan, birokrasi dan akhlaq, kebebasan publik,

c. Stabilitas pemerintahan,

d. Penegakan disiplin,

e. Publikasi perilaku peradaban Islami dalam berbagai interaksi kehidupan,

f. Keadilan dalam distribusi kekayaan nasional kepada publik yang miskin,

g. Mengarahkan sumber-sumber keuangan untuk memberikan keadilan kepada kelompok fuqara dan papa,

h. Penghapusan jurang pemisah yang mencolok antara kaya dan miskin,

i. Pewujudan prinsip kesempatan yang sama atas dasar kemampuan dan kelayakan, bukan atas dasar lainnya,

j. Menjaga harta publik dari penjarahan (penggarukan) dan pemborosan serta memandangnya sebagai milik baitu malil muslimin, di mana setiap penduduk mempunyai hak yang ditetapkan atasnya dan bukannya milik negara atau penguasa yang boleh berbuat sekehendaknya, dan bahwasanya kekuasaan penguasa atas harta tersebut terikat dan bergantung kepada kemaslahatan kaum muslimin,

k. Masalah utama bangsa Arab dan Islam, utamanya masalah Palestina,

Dan bahwasanya solusi kita terhadap semua masalah ini haruslah memikiki keistimewaan shibghah Islamiyah yang jelas, yang berdiri di atas tsawabit yang qath’iy, tujuan dan maqashid Islamiyah dan dengan mempergunakan perangkat, instrumen dan sarana Islam, dan juga berdiri atas dasar ilmiah modern, serta bukan merupakan copi paste dari solusi sekuler

Hubungan Antara Tarbawi dan Siyasi

Hubungan antara tarbawi dan siyasi dapat disimpulkan bahwasanya hubungan diantara keduanya adalah hubungan tarabuth (saling terkait), takamul (saling melengkapi) dan tawazun (keseimbangan). Gambaran dan dimensi hubungan-hubungan ini tampak dalam penjelasan berikut:

1- Amaliyah tarbawiyah (proses tarbiyah) adalah amaliyah ta’sisiyah (proses pembentukan pondasi) untuk:

a. I’dad wa takwin al-rijal wa bina’ al-kawadir al-tanzhimiyah (menyiapkan, membentuk dan membina kader-kader struktural),

b. Tazkiyatun nufus wal arwah (mensucikan jiwa dan ruhani) agar mereka memiliki kemampuan untuk memikul beban amal siyasi maidani amali (kerja politik praktis lapangan)

c. Gharsu al-iltizam (menanamkan komitmen) dalam diri mereka, kehidupan, perilaku dan segala urusan mereka dengan sekumpulan nilai dan muwashafat khusus yang mengantarkan mereka untuk meningkatkan berbagai kemampuan mereka, memungsikan powernya dalam bentuknya yang sebaik mungkin,

d. Ta’hiluhum ilmiyyan wa amaliyan wa tadriban (meningkatkan keahlian ilmiah, operasional dan keterampilan) mereka dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka

Jika amaliyah tarbawiyah menjalankan fungsi takwin dan ta’hil-nya, maka hal ini akan tercermin dalam kualitas pelaksanaan dari sisi ijadah (bagus), itqan dan ihsan yang akan merealisasikan buah yang paling berkah serta hasil yang terbaik dengan jerih payah paling efisien serta penekanan sisi negatif sekecil mungkin, namun, jika pelaksanaan fungsi ini tidak bagus, maka takwin khuluqi nafsi (pembentukan akhlaq dan jiwa) akan melemah, atau jika perhatian kepada aspek ta’hil ilmi amali tidak diperhatikan, maka hasilnya akan berbalik seratus delapan puluh derajat

2- Mukadimah bagi penegakan daulah Islamiyah yang merupakan tujuan terpenting dari dakwah kita tidak dapat direalisasikan kecuali dengan amal siyasi yang memiliki beragam bentuk dan melalui berbagai tahapan. Bentuk dan tahapan ini mempergunakan berbagai uslub (cara) untuk memunculkan ta’tsir siyasi (dampak politik) di samping ta’tsir da’awi (pengaruh dakwah), sebagaimana nasyath siyasi (aktifitas politik) sendiri dapat memberikan peran da’awi dalam merekrut personel baru, peningkatan kualitas sosial secara umum, pemerataan wa’yu Islami serta perealisasian dan penegasan syumuliyatul Islam

3- Jawaban atas pemberian perhatian secara berimbang antara amal tarbawi dan amal siyasi tanpa ada dominasi satu pihak atas pihak lainnya, sebab ajaran-ajaran Al-Qur’an, yaitu tazkiyatun nafs tidak dapat dipisahkan dari kekuasaan yaitu politik, karena inilah politik merupakan bagian dari Islam, dan menjadi kewajiban seorang muslim untuk memperhatikan aspek pemerintahan sebagaimana perhatiannya kepada sisi ruhiyah.

Wallahu a’lam

SEJARAH LENGKAP SYIAH

Syiah adalah Satu Aliran yang Menjadikan Ali Bin Abi Tholib Sebagai Tuhan?
Sepertinya orang BODOH seperti ane pun paham dan akan KETAWA saat mendengar keyakinan mereka Yang aneh itu?
Nah masalahnya kenapa mereka menyebar Luas?
Kenapa Ketika SADAM HUSAIN (presiden iraq) masih Hidup Syiah dibunuhi, sampai terjadi perang sama Iran dan AMERIKA NGEBANTU IRAN?

Semuanya terjawab Disini… Silahkan Baca Sampai selesai dan jadikan sebagai referensi Untuk Menjaga keluarga kita Dari Aliran sesat yg peminpinya KAFIR munafiq ini.

Mari Kita Lihat Sejarah:

TAHUN 14 H. peristiwa yang terjadi pada tahun 14 H inilah pokok dan asas dari kebencian kaum rofidhoh terhadap Islam dan kaum muslimin, karena pada tahun ini meletus perang Qodisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan persia majusi,nenek moyang kaum rofidhoH. Pada saat itu kaum muslimin dibawah kepemimpinan Umar bin Khottob Radhiyallahu Anhu.

TAHUN 16 H. Kaum muslimin berhasil menaklukkan ibukota kekaisaran persia, Mada’in. dengan ini hancurlah kerajaan persia. Kejadiaan ini masih disesali oleh kamum rafidhoh hingga saat ini.

TAHUN 23 H. Abu Lu’lu’ah Al Majusi yang dijuluki Baba Alauddin oleh kaum rofidhoh membunuh Umar bin Khottob Radhiyalahu Anhu.

TAHUN 34 H. Munculnya Abdullah bin saba’, si yahudi dari yaman yang dijuluki Ibnu sauda’ berpura2 masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyalahu Anhu hingga dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh ibnu sauda’(abdullah bin saba’) pada tahun 35 H. Keyakinan yang diserukan oleh abdullah bin saba’ berasal dari akar yahudi nasrani dan majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Tolib Radhiyalahu Anhu, wasiat, roj’ah,wilayah, keimamahan , bada’ dan lain-lain.

TAHUN 36 H. Malam sebelum terjadinya perang jamal kedua belah pihak telah bersepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik2 malam sementara Abdullah bin saba’ dengan konco-konconya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh ibnu saba’. Pada masa kelhilafahan Ali bin Abi Tolib kelompok abdullah bin saba’ datang kepada Ali bin Abi Tolib Radhiyalahu Anhu seraya berkata “kamulah, kamulah !!” Ali bin Abi Tolib menjawab :”siapakah saya?” kata mereka “kamulah sang pencipta !!” lalu Ali bin Abi Tolib menyuruh mereka untuk bertobat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Tolib menyalakan api dan membakar mereka.

TAHUN 41 H. tahun ini adalah tahun yang dibenci oleh kaum rofidhoh karena tahun ini dinamakan tahun jama’ah atau tahun persatuan karena kaum muslimin bersatu dibawah pimpinan kholifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyalahu Anhu sang penulis wahyu karena Hasan bin Ali bin Abi Tolib menyerahkan kekhilafahan kepada mu’awiyah, dengan ini maka surutlah tipu daya kaum rofidhoH.

TAHUN 61 H. Pada tahun ini Husein bin Ali terbunuh di karbala setelah ditinggal oleh penolongnya dan diserahkan kepada pebunuhnya.

TAHUN 260 H. Hasan Al Askari meninggal dan kaum rofidhoh menyangka bahwa imam ke 12 yang ditunggu-tunggu telah bersembunyi di sebuah lobang di samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia.

TAHUN 277 H. Munculnya gerakan rofidhoh qoromitoh yang didirikan oleh Hamdan bin Asy’ats yand dikenal dengan julukan qirmit di kufaH.

TAHUN 278 H. Munculnya gerakan qoromitoh di bahrain dan ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Saad Al Janabi

TAHUN 280 H. Munculnya kerajaan rofidhoh zaidiyah di So’dah dan San’a di negeri Yaman yang didirikan oleh Husein bin Qosim Arrossi.

TAHUN 297 H. Munculnya kerajaan ubaidiyin di mesir dan maghrib(maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al Mahdi.

TAHUN 317 H. Abu Tohir Arrofidhi Al Qurmuti masuk ke kota mekah pada hari tarwiya (8 Dzulhijjah)dan membunuh jamaah haji di masjidil Haram serta mencongkel hajar aswad dan membawanya ke ahsa’ hingga kembali lagi pada tahun 355 H. Kerajaan mereka tetap eksis di ahsa’ hingga tahun 466 H. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di mousul dan halab dan tumbang pada tahun 394 H.

TAHUN 329 H. Pada tahun ini Allah telah menghiakan kaum rofidhoh karena pada tahun ini dimulailah ghoibah al kubro atau menghilang selamanya. Karena menurut mereka imam rofidhoh ke 12 telah menulis surat dan sampai kepada mereka yang bunyinya : telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa diijinkan oleh Allah, barangsiapa yang berkata dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pembohong. Semua ini supaya menghindar dari paertanyaan orang awam kepada ulama mereka tentang terlambatnya imam mahdi keluar dari persembunyiannya.

TAHUN 320-334 H. Munculnya kerajaan rofidhoh buwaihi di dailam yang didirikan oleh buwaih bin syuja’. Mereka membuat kerusakan di baghdad. Pada masa mereka orang2 bodoh mulai berani memaki2 sahabt Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam.

TAHUN 339 H. Hajar aswad dikembalikan ke mekkah atas rekomendasi dari pemerintahan ubaidiyah di mesir.

TAHUN 352 H. Pemerintahan buwaihi menutup pasar2 tanggal 10 muharrom serta meliburkan semua kegiatan jual beli, maka keluarlah wanita2 tanpa mengenakan jilbab dengan memukul diri mereka di pasar. Pada saat itu pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya husein bin Ali bin Abi Tolib.

TAHUN 358 H. Kaum rofidhoh Ubaydiy menguasai mesir. Salah satu pemimpinya yang terkenal adalah Al Hakim biamrillah yang mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan dan menyeru kepada pendapat reinkarnasi. Dengan ambruknya kerajaan ini tahun 568 H muncullah gerakan Druz.

TAHUN 402 H. Keluarnya pernyataan kebatilan nasab fatimah yang digembar gemborkan oleh penguasa kerejaan ubaidiyah di mesir dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum muslimin.

TAHUN 408 H. Penguasa kerajaan ubaidiyah di mesir yangb ernama Al Hakim biamrillah mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dari kota medinah ke mesir sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang zindik untuk memindahkan jasad Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ke mesir. Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam lalu masyarakat tidak rela dan memberontak membuat dia mengurungkan niatnya. Yang kedua ketika mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi. Utusan ini tinggal didekat mesjid dan membuat lobang menuju kubur Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Lalu makar mereka ketahuan dan utusan tersebut dibunuH.

TAHUN 483 H. Munculnya gerakan Assasin yang menyeru kepada kerajaan ubaidiyah di mesir didirikan oleh hasan Assobah yang memiliki asal usul darah persia. Dia memulai dakwahnya di wilayah persia tahun 473 H.

TAHUN 500 H. Penguasa ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah diberi nama mahkota Husein. Mereka menyangka bahwa kepala husein bin ali bin abi tolib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum rofidhoh yan gberhaij ke tempat tersebut. Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat akal yang diberikan kepada kita.

TAHUN 656 H. Penghianatan besar yang dilakukan oleh rofidhoh pimpinan Nasiruddin Al Thusi dan Ibnul Alqomi yang bersekongkol dengan kaum tartar mongolia agar masuk ke baghdad dan membunuh 2 juta muslim dan banyak dari bani hasyim yang seolah2 dicinai oleh kaum rofidhoH. Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nusairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair.

TAHUN 907 H. Berdirinya kerajaan Safawiyah di iran yang didirikan oleh shah ismail bin haidar al safawi yang juga seorang rofidhoh. Dia telah membunuh hampir 2 juta muslim yag menolak memeluk mazhab rofidhoh. Pada saat masuk ke baghdad dia memaki khulafa’ rosyidin di depan umum dan membunuh mereka yang tidak mau memeluk mazhab rofidhoh. Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang sunni seperti Abu HanifaH. Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan sofawiyah adalah ketika shah abbas berhaji ke masyhad untuk menandingi haji di mekah. Pada tahun yang sama sodruddin al syirozi memulai dakwahnya kepada mazhab baha’iyah. Mirza ali muhammad al syirozi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah. Sementara itu di india muncul kelompok Qodiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya dalah Nabi. Kerajaan safawiyah berakhir pada tahun 1149 H.

TAHUN 1218 H. Seorang rofidhoh dari irak daang ke dar’iyah di najd dan menampakkan kesalehan dan kezuhudan. Pada suatu hari dia solat di belakang imam muhammad bin su’ud dan membunuhnya ketika dia sedang sujud saat solat asar dengan belati. Semoga Allah memerangi kaum rofidhoh para pengkhianat.

TAHUN 1289 H. Pada tahun ini buku fashlul khitob fi tahrifi kitabi robbil arbab (penjelasan bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad Annuri Attobrosi . kitab ini memuat pendapat rofidhoh bahwasanya Al Qur’an yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi dan ditambah.

TAHUN 1389 H. Khomeini menulis buku Wilayatul faqih dan AL Hukumah AL IslamiyaH. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al Huykumah AL Islamiyah hal 35) : khomeini berkata bahwa termasuk hal pokok dalam mazhab kita adalah bawah para imam kita memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi.

TAHUN 1399 H. Berdirinya pemerintahan rofidhoh di Iran yang didirikan oleh Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan syah iran. Ciri khas negara ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama revolsi Islam di tanah suci mekah pada hari mulia yaitu musim haji.

TAHUN 1400 H. Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya imam mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban. Sebagian pidatonya berbunyi demikian : para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi tapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan tidak berhasil.. yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi dan meluruskan segala penyimpangan adalah imam mahdi yang ditunggu-tunggu…. begitulah menurut khomeini para Nabi telah gagal, termasuk Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam … sementara revolusi kafirnya telah berhasil.

TAHUN 1407 H. Jamaah haji iran mengaakan demonstari besar-besaran di kota mekah pada hari jum’at di musim haji tahun 1407. mereka melakukan tindakan perusakan di kota mekah seperti kakek mereka kaum qoromitoh, mereka membunuh beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, merusak dan membakar mobil beserta mereka yang berada di dalamnya. Jumah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk saudi.

TAHUN 1408 H. Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di mekah mengumumkan fatwa bahwa khomeini telah kafir.

TAHUN 1409 H. Pada musim haji tahun ini kaum rofidhoh meledakkan beberapa tempat sekitar masjidil haram di kota mekah. Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan bangunan yang sangat besar. 16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 H.

TAHUN 1410 H. Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinya balasan yang setimpal. Kaum Rofidhoh membangun sebuah bangunan yang menyerupai ka’bah di mekah, semoga Allah memerangi mereka.

Clear bahwa mereka itu sesat dan ingin menyesatkan UMAT islam, Tapi, Di Indonesia. Dipesantren pesantren di kampung atau di kampus dikota, tiba tiba ada orang arab, pakai jubah putih, berjenggot, dan pinter bahasa indonesia mengajak Syiah?
Apa Yg terjadi kalo mereka tidak baca sejarah Ini?

Subhanalloh,… Semoga keluarga Kita dan seluruh muslim di dunia ini terjaga dari Syiah Ini, AMin…
Allohuakbar….!!!
Salam Jihad! dan Dakwahkan…

Daurah An Naqib fi Mihwar Mu’assasy (Peran Naqib Dalam Kancah Politik)

Seperti yang kita pahami bahwa perubahan menuju perbaikan diri dan masyarakat melalui lembaga-lembaga strategis menjadi bagian dari kerja dakwah pada mihwar mu’assasi ini. Melalui pemberdayaan lembaga tersebut berikut instrumentnya dapat mengokohkan dakwah dan perluasannya.

Imam Hasan Al Banna dalam Muktamar Keenam menjelaskan tentang berbagai media dan sarana untuk menjadi wasilah bagi tegaknya dakwah: “Bahwa sarana dan cara yang kita pakai secara umum adalah memberikan kemantapan dan menyebarkan dakwah dengan berbagai sarana. Sehingga bisa mudah dipahami oleh masyarakat umum lalu menjadi opini publik. Kemudian menyeleksi pribadi-pribadi yang baik untuk menjadi pendukung dakwah yang kokoh. Juga perjuangan secara konstitusional agar dakwah ini memiliki suara di lembaga pemerintahan dan didukung oleh kekuatan eksekutif. Dengan dasar ini calon-calon ikhwah akan menjadi khatibul jamahiri dan apabila datang waktu yang tepat akan tampil mewakili umat di Parlemen. Percayalah akan pertolongan Allah SWT. selama tujuan kita adalah meraih keridhaan-Nya”.

Ini akan sangat membutuhkan peran dan potensi dari seluruh kader yang dapat digunakan sebagai mediator untuk mewujudkan amaliyah tersebut. Sehingga seluruh potensinya tidak ada yang nganggur. Bahkan bila demikian, tidak boleh ada kader yang tidak menjadi bagian dari kerja besar ini. Kader yang beragam perannya harus menjadi batu bata dari tugas ini. Salah satu peran yang sangat signifikan dalam mengusung tugas perubahan ini adalah peran naqib. Posisi dan perannya teramat penting. Karena naqib merupakan tulang punggung yang amat strategis dalam perjalanan tarbiyah ini. Ia menjadi simpul perubahan yang asasi. Minimal dalam komunitas terkecil di masyarakat ini melalui tarbiyah atau pembinaan kader.

Posisi dan peran inilah yang digerakkan generasi terdahulu untuk memperluas manuver dakwah demi perubahan masyarakat. Mereka menjadi titik tolaknya. Sebab pribadinya merupakan parameter perubahan. Komunitas suatu masyarakat akan mudah diarahkan bila parameternya jelas dan benar. Dapat menjadi cerminan dalam merealisasikan perubahan diri untuk selanjutnya menjadi perubah masyarakat. Karena itu Allah SWT. telah mengingatkan akan peran ini. Sebagaimana umat terdahulu yang menjadikan naqib sebagai munthalaqnya.

“Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus”. ( Al-Maidah: 12)

Demikian pula saat perjalanan dakwah Rasulullah SAW. di masa-masa pertumbuhan. Beliau mengangkat sahabat yang memiliki kapasitas untuk mengemban amanah dakwah ini menjadi naqib. Dari para naqib yang ditunjuk, umat dapat belajar dan berkoordinasi merefleksikan amal Islam sehari-hari. Mereka menjadi ukuran sejauh mana tingkat dan kualitas suatu masyarakat yang akan diajak kepada perubahan. Begitu pula saat orang-orang Madinah menjumpai Rasulullah SAW. kemudian beliau mengelompokannya lalu menetapkan pemimpinnya sebagai naqib yang menjadi pengarah bagi kabilahnya.

Ternyata peran naqib yang dijalankan oleh para sahabat Anshor itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Itu dapat terlihat pada antusiasme masyarakat Madinah yang menyambut seruan Islam dan mereka menjadi pengikut setia Nabi Sang Junjungan. Perkembangan ajaran Islam dan entitas muslim sangat pesat di sana. Sehingga mereka siap untuk menerima kedatangan Rasulullah SAW. sebagai pemimpin mereka di dunia dan di akhirat. Kemudian beliau membinanya hingga terjadilah perubahan budaya dan perabadan umat manusia di antara kegelapan perilaku insaniyah waktu itu.

Menjalankan peran naqib seperti kaum muslimin di masa lalu memang tidaklah semudah membicarakannya. Karena banyak unsur yang terkait. Namun kita tidak dibenarkan bersikap pesimis lantaran tidak mudahnya merealisasikan peran tersebut. Akan tetapi upaya untuk bisa mencontoh sedikit demi sedikit hingga akhirnya sempurna harus tetap terkobar. Dalam kaedah ushul fiqhpun disebutkan bahwa

Maala yudraku kulluhu la yutroku kulluhu

“bila tidak dapat menjangkau seluruhnya maka janganlah meninggalkan keseluruhannya”.

Oleh karena itu para naqib kiranya dapat memahami peran yang mampu dilaksanakan agar cita-cita yang didambakan dapat terwujud. Seperti kondisi yang pernah dibangun generasi masa lalu.

Adapun peran yang perlu dijalankan oleh para naqib untuk mencapai perubahan diri dan masyarakat pada mihwar mu’assasi ini diantaranya sebagai berikut:

A. Raf’u Mustawal Afrad (Meningkatkan level personal)

Sesungguhnya Allah SWT. telah menyerahkan urusan umat ini kepada naqib. Kemashlahatan mereka di hari ini dan masa mendatang merupakan amanah Allah yang harus ditunaikan. Naqib bertanggung jawab di hadapan Allah SWT. pada akhirat kelak.

Jika generasi hari ini adalah kekuatan bagi naqib maka generasi esok merupakan tanaman. Alangkah mulianya seseorang jika bersikap amanah, bertanggung jawab dan mau memikirkan binaannya. Sebagaimana yang diingatkan Rasulullah SAW.

“Bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya”. (Bukhari dan Muslim).

Karena naqib sebagai murabbi dalam lingkaran pembinaannya maka meningkatkan level personal dalam pembinaannya ini menjadi peran yang mesti dijalankan dengan baik.

Pertama, Tahqiq Ma’any Tawazun yakni untuk merealisasikan aspek-aspek tawazun dalam diri kader yang dibinanya. Baik secara Ma’nawi, Nafsi dan Amaly. Sehingga kader yang dibinanya dapat mempresentasikan ajaran Islam yang syamil secara ruhani, pemikiran, jiwa dan amal dalam kesehariannya.

Kedua, Izharul Azmi, yaitu memunculkan azam yang kuat dan tawakkal pada Allah SWT. membuat mereka selalu memiliki tekad yang tak pernah kendur dalam memperjuangkan Islam.

Ketiga, Tarqiyatu as Syaja’ah wal Buthulah, adalah meningkatkan sifat syaja’ah dan kepahlawanan dalam diri mereka. Berani untuk menyatakan kebenaran dan patriotis dalam membelanya.

Keempat, Mas’uliyatud Da’wah yaitu memunculkan rasa mas’uliyyah (tanggungjawab) pada binaanya terhadap kerja da’wah agar medreka dapat menjadi pelopor dakwah sehingga dakwah berkesinambungan dan melahirkan generasinya yang lebih baik.

Sasaran utama untuk meningkatkan personal yang dibina oleh para naqib adalah untuk mempuyai sikap puas dan tenang pada manhaj dakwah dan structural. Sasaran inilah yang perlu diperhatikan oleh para naqib dalam menjalankan tugas mulianya ini. Dalam diri naqib hanya rasa cinta pada kader yang dibinanya agar selalu bisa lebih baik sehingga selalu gembira dan senang dalam menjalani tugasnya.

Imam Muhammad ibnu Ahmad yang dikenal dengan julukan Ibnu Razquwaih menyatakan pada murid-muridnya yang ia cintai. Karena ia ingin murid-murid lebih baik kualitas dan kepribadiannya dari yang kemarin. ‘Demi Allah, aku menyukai kehidupan di dunia bukan karena usaha dan bukan pula karena perniagaan, akan tetapi karena dzikir pada Allah bersama kalian dan membacakan hadits kepada kalian sehingga kalian lebih baik’.

Kiranya para naqib perlu merenungi ungkapan Sang Syeikh ini agar amanah ini dapat tertunaikan di pundak kita sehingga ia menjadi amal perberat timbangan kebaikan kita di akhirat nanti. Sekaligus mampu mengimplementasikan firman Allah SWT. bahwa pemimpin dan pengarah yang baik laksana pohon yang mengakar dan berdiri tegak memberikan buah yang tak pernah henti.

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. (Al Fath: 29)

B. Tathwir Qudrah Al Ahliyyah (Pengembangan kemampuan keahlian atau ekspert)

Begitu beratnya tugas naqib maka ia perlu meningkatkan kemampuan dirinya. Sehingga tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan secara bertanggung jawab. Kemampuan itu adalah:

Pertama, Wudhuhut-tashawwur,

yakni memperoleh kejelasan wawasan dan pandangan tentang dakwah dan arah gerak dakwah pada mihwar mu’assasy ini sehingga naqib tidak bingung atau ragu dalam menjalankan tugas dakwahnya. Kejelasan wawasan juga dapat mengusir keragu-raguan sikap baik dirinya maupun orang lain.

Jiwa yang yakin akan dapat mempengaruhi orang lain pada fikrahnya terutama kader yang ia bina sehingga mereka berada dalam barisan dakwah di belakang naqibnya. Agar tidak ada lagi tasykik (keraguan) tentang langkah dakwah dan program yang sedang dicanangkan lalu dapat ikut terlibat di dalamnya.

Kedua, Tarqiyyatudz Dzaka’,

yaitu meningkatkan kecerdasan yang paripurna agar naqib dapat menjadi referensi dan rujukan masalah sekaligus mampu memberikan solusinya. Kecerdasan naqib selayaknya selalu meningkat dari hari perhari karena naqib sebagai orang yang akan mengarahkan binaannya. Naqib yang cerdas dapat memberikan nilai lebih pada binaannya sehingga muncul kepuasan tarbawi yang mereka ikuti.

Ketiga, Al Qudrah ‘alal Ibda’ wal ibtikar,

Yakni kemampuan kreasi dan inovasi. Dalam mengelola tarbiyah untuk ikut terlibat dalam kerja dakwah di mihwar mu’assasi ini naqib tidak boleh kehabisan kreasi apalgi mati kreasinya. Karena musuh-musuh dakwah pun penuh kreasinya. Untuk menandingi mereka tentu bukan dengan kemampuan material yang kita punya. Melainkan dengan mengembang kemampuan kreatifitas yang kita miliki. Kreatifitas yang hidup membuat peluang-peluang besar bagi dakwah dan pelakunya. Seorang punjangga memaparkan

“siapapun tidak akan mampu mematikan lawannya selama kreatifitas mereka tetap hidup”.

Keempat, Quwwatul Mubadarah Cepat tanggap terhadap sesuatu.

Naqib yang cepat tanggap mengindikasikan kepeduliannya amat besar. Baik tanggap terhadap siatuasi, para binaannya mapun tugas yang diamanahkan kepadanya.

Upaya ini untuk menjaga asset dakwah yang amat mahal. Ia menginginkan kebaikan dan keselamatan bagi kadernya.. kekuatan rasanya begitu besar sehingga ia ingin dapat memberikan hal lebih pada binaannya. Sebagaimana firman Allah SWT.:

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min”. (At Taubah: 125)

Bila demikian -naqib meningkatkan kemampuan dan keahliannya- maka keahlian dan kafa’ahnya semakin kuat dan berarti. Hal ini akan sangat berguna untuk kelanggengan dakwah dan kekokohannya. Keahlian yang seperti itu amat diperlukan untuk menjadi pintu-pintu masuknya dakwah di seluruh elemen masyarakat saat ini. Sehingga instrument dalam masyarakat dapat menerima dan berhimpun didalamnya.

Keahlian apapun dalam ajaran Islam amat dihargai. Ia tidak boleh diabaikan atau melupakan kemampuan yang dimiliki seorang muslim. Apalagi hingga mencampakkan begitu saja keahliannya. Sang Nabi Junjungan telah mengingatkatkan,

“Barang siapa yang telah memiliki keahlian melempar kemudian melupakannya maka ia bukanlah golonganku”. (Muslim)

Naqib untuk merealisasikan perannya mesti menjaga cita-citanya agar selalu hidup. Sekalipun cita-cita itu belum terwujud pada saat menjalankannya. Sebab cita-cita tersebut kadang lebih cepat atau lambat. Seperti guratan seorang pujangga,

‘Peliharalah cita-citamu, karena sesungguhnya cita-citamu mendahului segala sesuatu. Barang siapa yang baik cita-citanya dan dia jujur padanya niscaya pekerjaan yang dilakukannya akan melahirkan hasil yang baik pula’.

Iqbalpun dalam untaian bait syairnya memaparkan,

‘Cita-cita orang yang merdeka dapat menghidupkan yang telah hancur, dan tiupan orang-orang yang bertaqwa dapat menghidupkan umat. Dan semua penyakit itu bersumber dari pudarnya cita-cita’.

Untaian syair tersebut mengumpamakan bahwa naqib sebagai nadinya kader dakwah ini. Oleh karena itu seyogyanya para naqib tetap menjaga kesehatan nadinya agar tidak pernah berhenti dan diam.

C. Tathwirul Qudrah At-Tanzhimiyyah (Pengembangan kemampuan struktural)

Naqib adalah amanah struktural karenanya ia menjadi orang yang terdepan dalam pengembangan struktural. Agar tidak mengalami ashirul marhalah dalam perjalanan dakwah ini maka naqib mesti memahami prasyarat untuk dapat menjalakan peran tersebut. Yaitu:

Pertama, Isti’abuts-Tsawabit wal mutaghayyirat.

Menguasai hal-hal yang permanent dan berubah-ubah pada jalan dakwah ini. Dari situ ia tahu mana-mana yang memang sudah baku dalam dakwah ini dan mana-mana yang berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisinya sehingga dapat menggunakan kebijakan yang tepat untuk kepentingan dakwah.

Kedua, Al Qudrah ‘alat-takhthith at Tanzhimy, menguasai perencanaan struktural.

Perencanaan yang dipahami oleh naqib dapat mempermudah merealisasikannya serta mempercepat ke arah yang digariskannya. Karena naqib dapat melibatkan langsung kader-kadernya sebagai ujung tombak dakwah ini.

Ketiga, Al Qudrah ‘alat-ta’biah, kemampuan mengkoordinasikan elemen dakwah.

Keempat, Muhafazhah matanah at tanzhim, Membangun soliditas struktural.

Karena naqib, peran dan kedudukannya amat strategis dalam struktur dakwah ini diharapkan merekalah garda terdepan dalam menjaga soliditas struktural. Ia dapat mengarahkan kadernya akan kekeliruannya. Ia pun dapat meluruskan gossip internal yang berkembang. Ia pun dapat memberikan jawaban atas tuduhan dan fitnah yang dilontarkan pada struktur dari siapapun. Sehingga naqib amat berwenang untuk membina soliditas struktural terutama pada kader yang dikelolanya. Bahkan para naqib menjadi kekuatan komitmen pada dakwah ini.

Abul ‘Ala Al Maududi mengingatkan bahwa naqib merupakan amanah struktural yang harus mampu menjadi penggerak dakwah ini kepada seluruh lapisan masyarakatnya dengan mengerahkan seluruh potensinya. ‘Sangat ironis sekali bila orang-orang yang dianugerahi intelgensia yang unggul dari kalangan individu umat kita ini, tergila-gila meraih kedudukan duniawi dengan mencurahkan segenap kemampuannya tanpa kenal lelah sepanjang siang dan malam. Di bursa kerja mereka tidak mau menerima kecuali pihak yang mau menawar mereka dengan bayaran yang tinggi. Sedangkan keterlibatan mereka dengan dakwah ini tidak sampai pada tingkat mengorbankan kepentingan mereka untuk kepentingan dakwah, bahkan tidak pula sekedar mengorbankan jasa yang mereka miliki. Jika kalian berharap dengan mengandalkan pengorbanan yang mandul ini untuk dapat meraih kemenangan melawan orang-orang yang menimbulkan kerusakan di muka bumi ini yang rela mengorbankan jutaan uangnya setiap hari demi mencapai tujuan mereka yang batil maka harapan ini tiada lain hanyalah suatu tindakan yang bodoh’.

D. Tathwirul Qudrah Asy-Sya’biyah (Pengembangan kemampuan bermasyarakat)

Naqib juga bagian dari masyarakat. Karenanya ia harus dapat melakukan pengembangan kemampuan bermasyrakat. Karena masyarakat akan menjadi bagian dari kerja dan obyek dakwah pada mihwar ini. Masyarakat yang mendukung dakwah akan sangat mengokohkan eksistensi dakwah dan akhirnya dapat berdiri tegak. Maka naqib perlu menyadari akan perannya di tengah-tengah masyarakatnya. Yakni:

pertama, Bina al Ittishal as Sya’by, yaitu membangun hubungan dengan masyarakat.

Kedua, Mir’atul Ishlah lil mujtama’, yakni mampu tampil dan menjadi representasi dari masyarakat.

Ketiga, Tashawwurul ‘Am, Membangun public opinion.

Keempat, As Syakhshiyah Barizah, Mampu tampil sebagai pemimpin public.

Pada akhirnya naqib dapat membangun perubahan yang mendasar pada masyarakat. Dan dialah yang memulainya sehingga masyarakat dapat mencontohkan langsung.

Imam Hasan Al Banna mengingatkan seluruh kadernya untuk menjadi penggerak perubahan dan menjadi kekuatan yang hidup mengusung perbaikan dan kemashlahatan. Katanya, ‘Kita adalah ruh baru yang mengalir ke seluruh jasad umat umat ini’.

Wallahu ‘alam bishshawwab.

kenali IKHWANUL MUSLIMIN ..

Ikhwanul Muslimin(IM) ialah gerakan Islam yang ditubuhkan pada tahun 1928 di Ismailiyyah,Mesir dan merupakan gerakan Islam perintis dalam mengembalikan semula KHILAFAH

ISLAMIAH yang hilang pada tahun 1924.Diasaskan oleh AS-SYAHID IMAM HASSAN AL-BANNA,seorang ulama’ lulusan Darul Ulum yang mempunyai cawangan yang telah tersebar luas ke Negara-negara Arab dan juga Afrika.

Di sepanjang denai sejarahnya menyampaikn risalah dakwah dan persaingan kuasa,IM telah diterajui oleh beberapa orang Mursyidul Am bagi membimbing pengikut berdasarkan manhajnya yang asli seperti yang telah digagaskan oleh Hassan Al-Banna(HB).Bermula dengan HB diikuti dengan Sheikh Hasan Al-Hudaibi,seorang yang pada asalnya tidak dikenali dalam kalangan pengikut IM tetapi telah berbai’ah dengan HB (menjadi pemimpin dalam tempoh yang cukup getir ) seterusnya diterajui oleh Umar At-Tilmisani yang akhirnya turut meringkuk dalam penjara dunia yang penuh dengan kezaliman dalam tempoh yang panjang.Bahtera IM seterusnya dipikul oleh Muhammad Hameed Abul Nasr,berlanjutan pula kepada Sheikh Mustapha Masyhur dan kini pula terbeban amanah kepimpinan di bahu Mehdi Aqif.

IM juga telah melahirkan ribuan manusia yang menjadi pimpinan masyarakat di seantero dunia dan menyebarkan fikrah perjuangannya.Antara tokoh-tokoh yang telah dilahirkan oleh IM ialah (MESIR);As-Syahid Syed Qutb,Sheikh Sayyid Sabiq,As-Syahid Abdul Kadir Audah,Hameedah Qutb,Aminah Qutb,Zainab Al-Ghazali Al-Jubaili(muslimat Mesir),Rasheed Ghanousi(Tunisia),As-Syahid Abdullah Azzam (Palestin-namun menemui kesyahidan dalam perjuangan Afghanistan),Said Hawaa (Syria-meninggal dunia di Jordan,lima tahun dipenjara dan diseksa di Syria),Dr.Fathi Yakan (Lubnan-merupakan penulis haraki yang profilik),Dr.Yususf Al-Qardhawi,Sheikh Ahmad Yassin (pengasas parti HAMAS dan ikonologis bagi perjuangan menentang rejim zionis Israel laknatullah),Sheikh Abdul Hadi Awang (Malaysia),Sheikh Abdul Majid Zindani (Yaman),Sheikh Muhammad Mahmud Shawwaf (Iraq),Sheikh Munir Ghatban,Prof. Kamal Halabawi,Dr. Abdul Karim Zaidan (Iraq).

1928-1960an
IM yang bertunas di Ismailiah (tempat pertama Al-Marhum HB bertugas sebagai guru bahasa Arab).Pada tahun 1933,beliau telah memindahkan pusat-pusat kegiatan operasi IM ke Kaherah dan langkah ini sangat Berjaya untuk mengembangkan gerakan ini kerana Kaherah merupakan kota yang padat dengan penduduk,juga masyhur kerana reputasi ilmu yang sering disinggahi dan ditakluki oleh ribuan pelajar-pelajar dari dalam dan luar Negara Anbiyaa kerana terletaknya UNIVERSITI AL-AZHAR,sebuah pusat pengajian yang sangat berprestij dan terulung.Pada tahun 1934 sahaja IM telah berjaya membuka lebih daripada 50 cawangan di seluruh Mesir.Serentak dengan cawangan yang semakin bertambah,IM juga menubuhkan masjid-masjid,kilang-kilang,pusat khidmat sosial serta sekolah-sekolah yang sekaligus merupakan pusat pentarbiahan kepada ahli-ahli IM.

Selepas tahun 1938,IM mula menegaskan citra politik Islamnya kepada masyarakat dan pemerintah Mesir,apatah lagi dengan pengaruhnya yang semakin berkembang kerana lerana tegas memperjuangkan isu-isu rakyat yang dipertegaskan dengan syariat.Sehingga akhir Perang Dunia Kedua,IM telah mempunyai setengah juta pendokong dan tiga juta penyokong.Cawangannya mulai menebar melalui sempadan Negara Nil seperti Jordan,Syria,Sudan,Iraq,Palestin,Lubnan,Afrika Utara dan pengaruhnya turut menjadi model pemangkin dan pencetus kepada gerakan lain seperti Jamiat Islami di Sub-Continent,Hizbul Muslimin di Tanah Melayu,MASYHUMI di Indonesia dan sebagainya.

Perkembangan pesat IM cuba dihalang oleh rejim Mesir dengan kerjasam kuasa-kuasa Barat,HB telah dibunuh syahid pada tahun 1949 dengan tekanan dahsyat yang dikenakan kepada IM,ribuan pejuang diiring ke penjara tanpa dihadapkan ke mahkamah.Pada tahun 1950,IM telah dibenarkan bergerak semula tetapi dengan memakai ‘tagline’ sebagai pertubuhan agama semata-mata namun akhirnya Im telah diharamkan kerana ‘dosanya’ menuntut perlaksanaan undang-undang Syariah di Mesir.

Mesir sekali lagi riuh dengan percubaan untuk membunuh Gamal Abdul Nasser di Iskandariah pada tahun 23 Oktober 1954 yang menjadikan IM terus diletak di kandang orang yang salah.Rejim Mesir pada ketika itu yang ibarat singa kelaparan mengganas dengan menangkap pemimpin IM.Pada 29 Ogos 1966,As-Syahid Syed Qutb telah dihukum sampai mati dan beberapa orang pemimpin IM yang lain.Sementara itu,penjara-penjara padang pasir menjadi saksi bisu kekejaman rejim terhadap pendokong IM malah ianya telah mewabakkan tragedy yang lain pula seperti kemunculan serpihan IM yang lain seperti Jamaah Takfir awal Hijrah yang dipimpin oleh Mustapha Shukri.

1970-1990an
Pada tahun 1970,Anwar Sadat (pernah menjadi ahli usrah IM) telah dilantik sebagai Presiden Mesir namun IM tetap dianggap musuh Negara dan boneka sebagai anti nasional,walaupun Anwar pernah berjanji untuk mengimplementasikan Syariat Islam dan membebaskan ahli-ahli IM yang dipenjara tapi semua itu janji-janji palsu malah Anwar telah memeterai Perjanjian Camp David.Perjanjian ini mengkhianati umat Islam Palestin dengan mengiktiraf entity haram Israel dan telah mendapat tentangan yang hebat dan padu daripada ulama’-ulama’ seperti Sheikh Umar Abdul Rahman,Sheikh Abdul Hamid Kisk namun Anwar tetap tidak berganjak dengan keputusannya walaupun diprotes dalam dan luar negara.

Pada bulan September 1981,sekali lagi mass ‘crackdown’ telah menggemparkan Negara Mesir dan dunia Islam yang lain ketika itu hamper 2000 orang telah ditahan termasuk Mursyidul Am,Ustaz Omar Tilmisani.Anwar Sadat telah membayar harga yang mahal dengan perjanjian ini apabila beliau telah mati ditembak oleh Leftenan Khalid Islambouli pada 6 Oktober 1981 dalam insiden yang menggegar dunia.Pembunuhan ini dirancang dengan rapi dengan pembabitan elemen tentera yang bersimpati kepada IM.

Kezaliman kepada pendokong IM bukan sahaja berlaku di Mesir,malah turut dialami oleh penyokong IM di Syria.Pada bulan Februari 1982,telah berlaku pembunuhan beramai-ramai terhadap ahli IM di Hamah,dentuman bom dab peluru telah meratah dan memamah ribuan nyawa syuhada’ bahkan Hafiz Al-Asad lebih sadis lagi kezalimannya berbanding rejim di Mesir.Darah syuhada’ inilah yang telah menjadi baja perjuangan yang cukup mapan dalam dekad kebangkitan Islam 1980an.

Pengaruh IM telah tersebar dengan meluas di Negara-negara Eropah yang atmosfera demokrasinya lebih baik berbanding dengan Negara Arab.Di Geneva sebagai contoh,Dr. Said Ramadhan iaitu menantu HB telah menyebarkan fikrah ikhwan terutama kepada gologan pelajar.Suasana di Eropah pada dekad 70-an dan 80-an agak selesa kepada perkembangan pengaruh IM terutama di United Kingdom dan Jerman,ramai pelarian politik IM berjaya menjadi tokoh intelektual yang akhirnya agak rapat dengan golongan pelajar dari negara-negara Dunia Ketiga,disinilah berlakunya pemindahan fikrah kepada kader-kader baru IM yang akhirnya mencetuskan generasi haraki atau peserta kebangkitan Islam di mana generasi terpelajar ini telah menyebarkan pengaruh IM di negara masing-masing.Malahan pengaruh IM juga tersebar melalui buku-buku dakwah dan fikrah yang ditulis oleh tokoh-tokoh mereka yang dicetak dalam pelbagai bahasa dunia dan menjadi bahan rujukan penting dalam program pentarbiahan dan pembinaan kader-kader dakwah.

Zaman millennium
Kini gerakan IM memasuki tahap baru dalam perjuangannya di Mesir apabila projek demokrasi Barat untuk membuka ruang demokrasi menjerat konco-koncon merekawalhal Mesir selama ini terkenal kerana reputasinya yang memanipulasi undian mempunyai udara demokrasi yang tercemar.Barat kononnya menyokong projek demokrasi di Timur Tengah

untuk mengekang pengaruh Islam ‘radikal dan militan’ dan Mesir adalah antara juruterbang projek mereka.Mesir yang mengadakan pilihanraya pada 8 Disember 2005 telah menyaksikan kemaraan dan kebangkitan IM setelah Berjaya memenangi 88 kerusi Parlimen dan seterusnya menjadi suara yang dihormati di Negara Mesir.Kemenangan calon IM telah dianggap tsunami kecil di rantau Timur Tengah.

Bertanding dalam pilihanraya yang tercemar proses demokrasi adalah ujian hebat kepada IM,apatah lagi dengan latar sosio ekonomi Mesir yang agak terperusuk,rakyat bertakhtah kejahilan,kemiskinan dan kemabukan pesta yang dianjurkan sang pemerintah.

Walalupun gerakan ini diharamkan daripada bergerak bebas termasuk tidak dibenarkan menggunakan lambangnya.Calon-calon mereka ditaja sebagai calon-calon bebas dengan menggunakan slogan ‘Islam adalah penyelesaian’.Sememangnya jaringan pelbagai NGO-NGO Islam di Mesir sebahagian besarnya digerakkan pendokong IM terutama yang bergerak di bidang kebajikan dan kemasyarakatan.

Jaringan ‘civil society’ ini mendekatkan Im dengan suara kejeriha rakyat.Hal ini menyebabkan IM begitu dekat dengan hati rakyat terutamanya rakyat miskin dan terpinggir di bawah pemerintahan korupso Hosni Mubarak dan partinya.Rakyat Mesir selama ini dikongkong pemikiran dengan dasar sosialisme Arab yang tidak mampu meletakkan Mesir dengan negara Islam yang lain.Penyakit kolar putih atau rasuah telah begitu membarah di Negara Arab ini,ditambah lagi jurang perbezaan kemiskinan dan kaya sangat besar.

Pelbagai tekanan dikenakan kepada pendokong-pendokong IM untuk memastikan mereka tidak terlibat dengan pilihanraya ini.IM mengambil pendekatan strategik iaitu menetapkan calon-calon di kawasan mereka yang mempunyai kebarangkalian yang besar untuk menang.Gerakan inihanya meletakkan 150 orang sahaja calon dan memenangi 19% daripada jumlah keseluruhan kerusi Parlimen.Pihak parti kerajaan langsung tidak menunjukkan toleransi kepada proses pendemokrasian,program-program penerangan IM telah diganggu,calon-calon diugut bahkan pilihanraya berlangsung dalam keadaan tegang dan bersimbah darah.

Rejim Mesir tidak pernah memberikan belas kasihan kepada IM malah beras cukup tergugat dengan penyertaan calon-calon IM yang lebih berkredibeliti,akhirnya pilihanraya tercemar dengan pembantaian apabila lapan orang yang telah terbunuh pada 7 Disember serta berpuluh-puluh yang lain cedera ditembak oleh polis dan tentera.Penyokong-

Penyokong IM dihalang daripada mengundi bahkan ditembak dengan peluru getah serta pancutan air kimia.Samseng-samseng politik dari parti pemerintah bertindak sesuka hati tanpa sekatan daripada pihak keselamatan ,alah kadang kala melindungi penjenayah siasah ini.

Kezaliman rejim Mesir tanpa noktah penghujung malah lebis sadis dan bersifat jangka panjang,lebih 1000 orang pendokong-pendokong IM telah dihumban ke penjara selepas pilihanraya umum tersebut dan ini mengesahkan tuduhan bahawa demokrasi sengaja diberi sedikit ruang untuk pemerintah mengenali siapakah mereka penyokong-

penyokong utama IM terutama daripada kalangan golongan kelas pertengahan dan golongan elit Mesir.Tempoh berkempen adalah tempoh pengecaman jaringan IM mula dikenalpasti dan akan diintas keupayaannya.

Namuh yang membanggakan rakyat tetap berani menyuarakan kebenaran apabila 150 orang hakim telah mengemukakan bantahan terhadap suruhanjaya pilihanraya Mesir.

Dalam pilihanraya ini juga,samseng-samseng bersama-sama berganding bahu dengan pihak polis untuk menyekat proses pilihanraya yang bersih,bukan sahaja peluru getah digunakan tetapi peluru hidup yang tidak bermata telah dilepaskan membabi buta membunuh rakyat yang cinta kepada keadilan.Polis yang berpakaian preman bertukar menjadi anjing yang ganas menerkam ke arah pemuda-pemuda Islam.Mereka tidak ubah seperti anjing liar kelaparan yang rakus membaham bangkai.

Janji Allah yang Maha Benar,telah menyaksikan sokongan rakyat kepada gerakan IM yang memperjuangkan syariat Islam bukan sahaja di bumi Mesir bahkan di seluruh pojok dunia.Amerika tersentak dengan berita kemenangan IM,projek demokrasi mereka telahmencakar tengkuk mereka sendiri.Kini,laungan kalimah mulia Allahuakbar semakin bergema di bumi Mesir,di kampus-kampus pula gerakan pelajarnya dikuasai oleh anak-anak tarbiyah IM dan mereka akan keluar daripada universiti menyertai pentadbiran awam,pos-pos strategik Negara,kelas niaga,penjawat-penjawat awam yang seterusnya akan membentuk pandangan awam supaya Islam kembali menyinar memerintah dan berdaulat di sluruh Mesir.

Fenomena sokongan kepada Im telah memeningkan rejim Hosni Mubarak,sebagaicontoh dalam isu penghinaan terhadap Rasulullah s.a.w.Gerakan IM telah mengurus dan menjuarai isu ini.Puluhan ribu rakyat telah bangkit menyatakan bantahan dengan dipimpin oleh Jemaah IKhwanul Muslimin.Bahkan yang paling menarik dalam satu senario ketika perlawanan akhir Piala Afrika yang menyaksikan pertembungan pasukan bola sepak kebangsaan Mesir dan Ivory Cost,kesebelasan utama pemain Mesir telah memakai jersi bercogan kata ‘Kamilah Pembelamu wahai Rasulullah’ malahan penonton-penonton yang dating ke stadium juga telah mempamerkan kain-kain pemidang yang bertemakan kecintaan kepada kekasih allah Nabi Muhammad s.a.w. dan penentangan kepada karikatur yang menghina baginda Rasulullah s.a.w.